Featured Posts
Senin, 18 Juni 2012
Just created the Kids0203 Cicurug app - check it out on any phone!
Minggu, 08 Januari 2012
Sabtu, 27 Agustus 2011
Cara meng-copy Sheet di Excel 2007
Perhatikan langkah-langkah cara meng-copy sheet tersebut berikut ini;
1. Klik kanan dibagian bawah sheet Excel 2007 tepatnya dibagian nama sheet Excel 2007 yang ingin anda salin. (dalam contoh ini adalah Daftar Siswa)
2. Maka akan muncul beberapa pilihan dan anda pilih Move or Copy
3. Maka akan muncul Kotak Dialog Move or Copy
5. Tandai atau check list dibagian Create a copy
6. Klik OK … serta lihat hasilnya (pada contoh ini akan muncul sheet baru berjudul Daftar Siswa(2)
Senin, 14 Maret 2011
Sabtu, 22 Januari 2011
Mengkaji Manusia dan Alam
Manusia dan alam merupakan satu kesatuan yang saling membutuhkan. Manusia banyak menikmati hidup dari saripati atau dzat alam, begitupun alam dapat berlangsung seharusnya oleh manusia. Namun tidak mustahil masih banyak manusia yang belum menyadari bahwa kehidupannya bersumber dari alam, bahkan sebaliknya merusak ekosistem. Memang kodrat manusia untuk meraih kesenangan, ketenangan dan kesejahteraan merupakan hal yang lumrah. Tetapi mengabaikan kelestarian lingkungan merupakan kejahatan yang tidak terampuni.
Hamparan Alam memberikan bekal kehidupan manusia
Jauh memandang kehidupan manusia, tidak terlepas ditentukan oleh alam. Alam yang secara langsung telah memberikan kenikmatan hidup jarang dipedulikan atau dihormati. Kenikmatan yang telah dihirup manusia berupa matahari, air, angin dan saripati dzat alam merupakan rejeki yang terhingga. Oleh karena itu, sepantasnyalah manusia bersyukur melalui prilaku sesuai dengan tuntutan ajaran agamanya masing-masing sebagai perwujudan peduli dan hormat serta berterimakasih kepada Allah SWT selaku pencipta Alam Semesta. Alam yang telah memberikan nurcahaya melalui sinar matahari, sinar bulan dan bintang merupakan tuntunan jalan bagi manusia mencari penghidupannya. Alam juga telah memberikan kesejukan dengan air. Alam sudah memberikan kenyamanan melalui gerakan angin. Alam juga telah memberi kenikmatan melalui dzat alam, berupa saripati dari tanaman. Selain itu juga, seisi alam diperuntukkan bagi manusia hanya saja kemanfaatannya beraneka ragam sesuai hasrat dan kebutuhan manusia. Oleh karena itulah, menarik untuk dikaji hubungan Alam dengan Manusia selama menelusuri jejak PERJALANAN PAJAJARAN SILIWANGI. Dan dibawah ini, mengajak berbagi informasi dan menelaah seberapa jauh faktor alam yang berkaitan dengan kehidupan manusia.
Manusia Dengan Batu
Batu saksi alam kehidupan manusia

Dari waktu ke waktu batu tidak berubah, karena itulah manusia disarankan mencontoh sifat batu agar memiliki keteguhan hati maupun jiwa. Oleh karena itu, manusia sebaiknya memiliki pandangan jernih kenapa batu diciptakan dan apa manfaatnya ?
Batu yang menghampar di atas jagat alam raya ini bermacam ragam corak, bentuk maupun ukurannya. Manusia mengenal beberapa jenis batu, diantaranya batu permata, batu berlian, batu mulia. Ada pula batu ali, batu hias, batu marmer, batu nisan. Sedangkan batu lainnya, batu bara, batu bronjol, batu koral, batu krikil, batu karang, batu apung, batu asah. Terdapat pula batu yang sudah dibuat khusus oleh manusia diantaranya batu pasang/belah, batu umpak, batu cowet, batu lumpang, batu split, batu tinslag dan batu lainnya yang diberi sebutan oleh manusia.
Batu sebagai saksi alam. Sedangkan manusia sebagai pengelola alam. Tetapi kedudukan manusia dengan batu sama-sama diciptakan Allah SWT dan apabila direnungkan terdapat unsur kesamaan antara manusia dengan batu. Pada diri manusia terdapat adanya harkat, derajat dan keistimewaan. Sebaliknya pada batu juga terdapat adanya hal yang sama sebagaimana nilainya. Harga batu krikil lebih murah dari batu hias, batu hias lebih murah dari batu permata dan seterusnya. Itulah yang dimaksudkan dengan harkat, derajat dan keistimewaan.
Bagi rakyat kecil yang berpenghasilan rendah mungkin sama halnya dengan batu krikil. Harga batu krikil murah, dan seringkali adanya dibawah, sehingga hanya untuk diinjak-injak. Rakyat kecil begitu juga, selalu direndahkan dan seringkali haknya dinjak-injak dan teraniaya. Tetapi jika manusia dengan wajah yang cantik atau cakep, mungkin sama dengan batu perhiasan yang mahal harganya, maka akan berada dijemari manis atau sebagai perhiasan agar terlihat lebih cantik dan menawan. Kecuali jika ada sebuah batu yang bagus dan menarik sekalipun adanya ditengah sekumpulan batu krikil akan ada yang memungut karena alasan tertentu. Begitu juga manusia, walaupun adanya ditengah sekumpulan masyarakat biasa, karena memiliki keahlian tertentu pasti akan diangkat harkatnya dengan dalih kemampuannya tadi. Selanjutnya jika tidak ada manfaat, senantiasa akan selalu diabaikan. Begitulah hukum alam.
Batu penghias dinding
Dari sekian banyak batu yang kita kenal, nampaknya dapat dipilah masing-masing jenis batu maupun tingkatan manusia, antara lain :
Batu Permata :
Agar penampilan manusia terlihat anggun, dipasangi batu kalung dengan liontin yang berharga mahal. Dilain pihak agar penampilan terlihat manis, dijemarinya dipakai batu cincin yang memiliki nama blue safir, giok atau nama lainnya sesuai dengan harganya dari mulai yang murah sampai yang termahal. Jika batu permata bernilai mahal, adanya juga di leher lenjang atau di bawah daun telinga wanita untuk menambah kecantikannya. Contoh diatas melambangkan orang yang memiliki peringai bagus, berparas cantik, berhati baik dan mempunyai kedudukan ditengah masyarakat dari segi kemampuan intelektual maupun harta kekayaannya. Sehingga ia pantas menempati kedudukan yang terhormat.



- Seorang pemimpin, disarankan bercermin seperti pohon pisang. Pohon itu cukup sekali hidup dan berbuah. Setelah dipanen tidak tumbuh lagi, tetapi sudah mempersiapkan anaknya sebagai penggantinya. Mungkin contoh konkritnya, sebaiknya seorang pemimpin cukup sekali mememimpin dan selanjutnya mempersiapkan generasi berikutnya.
- Seorang yang berilmu tinggi, semakin berilmu semakin menunduk bagai pohon padi. Kurang lebih jika diartikan, seseorang yang semakin tinggi ilmunya semakin arif bijaksana.
- Seorang anak tanpa kasih sayang dan pendidikan terutama dari orang tua nantinya dikhawatirkan akan liar dan susah diurus bagaikan pohon alang-alang yang hidup liar dimanapun ia mau.
- Manusia diberikan cobaan sesuai dengan kemampuannya. Seperti buah –buahan yang besar tidak akan menggelantung di ujung pucuknya, tetapi akan menempel dibagian dahan pohon yang kokoh. Kecuali buah bentuknya kecil akan keluar dari ujung pucuknya.
- Kehidupan manusia diibaratkan pohon kelapa karena dari semua yang ada pada pohon itu tidak ada yang terbuang. Isi buah kelapa yang tua banyak manfaatnya untuk olahan masakan sedang yang masih muda juga banyak dikonsumsi manusia sebagai kelapa dawegan. Airnya selain penawar rasa haus juga ada yang memanfaatkan sebagai obat. Batoknya, sangat bagus untuk bahan bakar pengganti arang. Sabutnya untuk lapisan pencuci alat rumah tangga, selain itu ada juga yang menggunakan untuk kesedan. Daunya yang muda untuk janur atau bisa juga untuk cangkang ketupat. Sapu lidi juga dari bagian daunnya. Humusnya yang ada di pucuk, terasa manis dan banyak dimanfaatkan buat masak. Batang pohon kelapa juga bagus untuk bahan balok. Akarnya yang banyak menjadi kekuatan untuk menahan hempasan kencangnya angin laut. Semua yang ada di pohon kelapa sepertinya tidak ada yang terbuang dan percuma.
- Kehidupan wanita juga sering diibaratkan tanaman bunga. Ada yang melukiskan bahwa wanita cantik seperti mawar berduri. Walau bunganya indah dan harum, tapi harus hati-hati karena banyak durinya. Hal itu menggambarkan, agar hati-hati dengan wanita cantik sebab apabila tidak waspada kadangkala kecantikan akan melukai hati pria.

- Untuk media berhubungan dengan arwah, juga suka digunakan bunga seperti : ros, atau mawar, sedap malam, kemboja, kenanga dan bunga yang wangi-wangi. Sedangkan acara ritual juga seringkali tanaman turut andil dipergunakan sebagai medianya, seperti pisang raja, sirih, pohon padi, kadaka dan tumbuhan lainnya.
- Selain itupun manusia sangat ketergantungan dengan tanaman terutama yang mengandung unsur dzat pengobatan. Entah yang dimanfaatkan getahnya, daun, batang bahkan akarnya.
- Ada juga pepatah mengatakan bagai pinang dibelah dua. Hal itu mengumapamakan seseorang berparas cantik dan lainnya tampan atau dua-duanya cantik.
- Sifat manusia juga ada yang mengibaratkan benalu, seperti sindiran mengatakan : “ Dia hidupnya seperti benalu” yang artinya, orang tersebut selalu bisa hidup merongrong terhadap siapapun.
Dan banyak lagi perumpamaan, petuah atau satire dari tanaman untuk kehidupan manusia. Dan perlu dicermati bahwa Allah SWT dalam menciptakan pepohonan apapun selalu lebih dari satu macam jenis, pasti dilain tempat ada kesamaan bentuk daun, bunga atau buahnya. Perbedaannya cuma dari namanya saja. Selain itu, pohon yang berbunga tidak mesti kemudian keluar buah tetapi cukup bunga saja. Memang pepohonan ada yang lazim berkembang kemudian dilanjutkan dengan buah. Bahkan banyak pohon tidak berbunga dan tak berbuah, cuma daun dan daun saja. Di lain pihak bermunculan keunikan maupun keanehan pohon dan seolah-olah diluar kelazimannya, entah fenomena alam atau apa pula pendapat manusia. Tetapi begitulah keagungan-Nya.
Terserah lazim atau tidak, tetapi buahku selalu menjulang ke angkasa


Dilain pihak cerita nelayan ada yang pernah ditolong oleh ikan lumba-lumba. Ketika kapal nelayan terhempas ombak besar, semua penumpang jatuh ke laut. Pada saat itulah muncul ikan lumba-lumba dan terasa mendorong-dorong tubuhnya sampai ke bibir pantai. Kesimpulannya, nelayan itu dapat selamat karena jasa ikan lumba-lumba. Ikan saja mempunyai perasaan kemanusiaan, lalu bagaimana dengan manusia ?.
Manusia yang dianugerahi akal pikiran malah egois, hampir semua binatang seolah bisa menjadi mangsanya. Dorongan napsu menciptakan alasan pembenaran, padahal jika menelaah ajaran kepercayaannya ada aturan-aturan tentang binatang yang tidak boleh dimakan. Namun sayang, larangan itu jarang digubris dan rupanya masih perlu diuraikan sebab akibatnya larangan bagi manusia. Sesungguhnya mungkin terdapat rahasia yang terkandung dalam organ tubuh binatang yang tidak boleh dimakan. Bisa saja akan merusak organ tubuh manusia atau mempengaruhi jiwanya. Hal itulah yang perlu dicermati, sebab tidak mustahil jiwa binatang yang dirampas sebelum waktunya mati akan melanglang kemanapun tempat yang disukainya.
Dilain pihak pemuliaan terhadap binatang yang berlebihan juga berdampak kurang baik terhadap perkembangan kehidupan manusia. Sebaiknya biarkanlah binatang dengan habitatnya. Toh masing-masing telah diciptakan sesuai alamnya. Kiranya bijaksana dan damai jika satu sama lainnya hidup saling berdampingan secara harmonis.
BAGAIMANA DENGAN ALAM ?
Lalu bagaimana manusia dengan alam lainnya, seperti dengan air, tanah, udara dan matahari ?. Kiranya perlu mengkaji sejauh mana kesadaran manusia akan alam disekitarnya. Padahal semua itu ada pada diri manusia dan tanpa itu semua, manusia tidak ada artinya. Tanah tempat berpijak, air dan udara senantiasa memberi kesejukan, matahari menerangi jalan kehidupannya. Dari tanah hidup berbagai tanaman, disirami air makin bertambah kesuburan, angin menggerak-gerakan pohon dan dedaunan mempercepat pertumbuhannya, kemudian matahari memberi dzat kehidupannya. Mereka bergerak setiap saat seolah pertautan ekosistem yang harmonis tanpa diminta oleh manusia padahal untuk kehidupannya. Alam menjalani semua itu bukan untuk melayani manusia, tetapi semata-mata tunduk dan taat terhadap perintah Pencipta-Nya. Memang tidak dapat dipungkiri, sebagian hasil alam disediakan untuk kehidupan manusia. Oleh karena itu, alangkah bijaksananya jika manusia bersyukur terhadap alam terlebih kepada Pencipta-Nya. Sehingga tidak mustahil kurangnya penghormatan terhadap alam menyebabkan banyak bermunculan bencana alam. Sungguh ironis.
Sesungguh mengabaikan alam merupakan tindakan picik, diharapkan kenikmatan dari hasil alam sementara keberadaannya tidak dihormati. Oleh karena itu, marilah sejenak mengungkap bagaimana manusia dengan alam semesta ini.
Menurut hikayat keberadaan manusia diawali penciptaan-Nya dari tanah. Kemudian ditiupkan roh maka berwujudlah manusia. Manusia selanjutnya, terbentuk dari hubungan manusia yang berlawanan jenis. Dari dzat suci air mani itulah kelak menjadi seorang manusia. Maka khususnya bagi orang suku Sunda, ada sebutan ; mani geulis (Sangat cantik). Arti sejatinya kata “mani” adalah “sangat”, dan mengaitkan dengan air mani tadi. Ada juga mengatakan “mani wani” artinya sangat berani. “Mani pinter” artinya sangat pandai. Kata mani itu disinggung dari dzat pertama manusia diciptakan. Saripati itu yang menjadi mani konon terbentuk dari dzat alam. Dzat itu mengalir dalam tubuh manusia ada yang dari tanah, dari air lautan, dari sinar matahari dan andil besar dari udara melalui buah-buahan, ikan, beras dan lain sebagainya.
Ketika nyawa lepas keluar raga, tinggal nisan yang jadi kenangan
Setiap manusia setelah menjalani kehidupan, akan mengalami kematian. Tidak ada yang kekal di alam semesta ini, maka manusiapun akan kembali lagi ke tanah. Pada dasarnya hidup dan matinya manusia tidak terlepas dengan tanah. Lalu bagaimana pada saat menjelang hayatnya ? apakah tanah berarti bagi manusia?. Sudah barang tentu sangat memperngaruhi kehidupannya. Sehingga muncul kata-kata : Tuan tanah, pemilik tanah, penjual tanah, pembeli tanah, surat tanah, penyerobot tanah, ahli waris tanah, riwayat tanah dan sebagainya. Bahkan ketika manusia bersujud salatpun tanah menjadi hamparannya. Ketika bersujud itulah, kiranya patut direnungkan bahwa tanah itu kelak akan menelannya.
Tanah menjadi tempat berpijak, tanpa disadari akan menjadi tempat akhir manusia. Namun diatas langit, terlihat setiap hari matahari yang selalu memancarkan sinarnya. Ia senantiasa menerangi jalan kehidupan kemanapun manusia bergerak. Dengan taqdir-Nya matahari selalu terbit pada saat pagi dan menyelesaikan tugasnya pada sore hari. Kemudian menjelang malam, tugasnya digantikan sinar redup oleh Bulan dan Bintang. Redupnya cahaya bulan dan bintang, memberi kenikmatan kepada manusia untuk bercengkrama. Dan kehidupan makhluk siang bergantian dengan makhluk malam. Cahaya matahari, bulan dan bintang seolah menyaksikan, mencatat dan merekam laku lampah manusia. Begitulah siklus alam. Namun tidak mustahil cahaya itu juga akan melaporkan tentang perilaku manusia kepada Pencipta-Nya. Hanya sebagai manusia biasa kiranya memuji : “Wal yaumil kiamah bil ba’di Ya Allah”.
Angin atau udara, adalah bentuk alam yang gaib, terasa tapi tak terlihat. Ia bergerak bergantian dari berbagai arah, dari timur ke barat, dari utara ke selatan atau sebaliknya berputar seolah sekehendaknya. Perputaran angin atau udara adalah pertukaran hawa bagi manusia. Ia bergerak lemah tetapi bisa tiba-tiba bergerak secepat kilat, maka sifatnya pun tidak dapat diterka bisa terasa menjadi nyaman tetapi juga bisa menjadi bencana. Karakternya itulah seringkali menjadi peribahasa terhadap manusia seperti ada kalimat ; sifatnya orang itu angin-anginan yang berarti sifat tidak menentu. Ada juga kalimat : kemana arah angin bertiup kesitulah ia condong, artinya orang yang tidak memiliki pendirian. Begitulah sifat angin dalam kehidupan manusia, malah ada penyakitpun dikatakan masuk angin. Sejatinya angin atau udara tidak mustahil membawa misi bagi manusia. Ia seringkali menjadi bahan renungan, sifatnya tidak menentu datangnya tanpa pemberitahuan dan perginyapun tanpa kelana. Hanya doa dan sapa yang perlu disampaikan : “Haldama kolama hawa mulqodrat Ya Allah”.
Air yang melekat erat dengan tanah bagaikan sepasang suami istri yang rukun. Rasa air yang di darat dengan air lautan yang terasa berbeda. Air yang bersumber dari tanah awalnya jernih dan terasa tawar, sedang yang di lautan terasa asin. Ketika mengalir dari sumber tanah memang jernih dan tawar, tetapi dalam perjalanan ke laut air menghanyutkan berbagai macam kotoran. Nah ! kotoran-kotoran itulah bercampur aduk menyatu sehingga akhirnya menjadi rasa asin.
Walaupun hal itu terjadi secara siklus alam yang berputar dari laut, menguap ke awan tertiup angin dan menjadi curah hujan yang akhirnya jatuh terserap tanah. Bumi atau tanah itulah yang berjasa menyimpan dan mengalirkan menjadi air yang jernih dan tawar. Namun dibalik itu, ia membawa amanat yang disampaikan manusia kepada Pencipta-Nya. Amanat manusia pada saat ia berdoa apakah dengan media yang mengeluarkan asap atau hanya berupa hawa yang keluar dari mulutnya, akhirnya naik ke langit dan membentuk menjadi awan. Ketika awan disinggahi uap air lautan hasil jasa sinar matahari, maka menjadi awan hitam dan mendung. Selanjutnya awan yang telah mengkristal lalu didorong kekuatan angin, disanalah terjadi hujan. Butir-butir air berjatuhan ke hamparan bumi dan matahari bekerja kembali memberi dzat ultrafiolet yang memuat benih-benih kehidupan.
Apapun yang berada di bumi atau di air maka tumbuhlah embrio sesuai apa medianya. Apabila benihnya ikan, jadilah, jika bibitnya tanaman maka jadilah dan lain sebagainya. Benih-benih itu sesuai kurun waktu tertentu akan dipanen dan akhirnya menghasilkan rejeki bagi manusia. Begitulah proses jangka pendek amanat doa yang dikabulkan. Dalam proses jangka panjang, kandungan alam yang ada di perut bumi pun dengan kekuatan matahari maupun air hujan, entah berupa batubara, batu pualam atau minyak pada akhirnya akan menjadi rejeki dan mampu mensejahterakan kehidupan manusia.
Do'a yang disampaikan manusia menyertai gumpalan awan
Sementara itu, gerakan angin atau udara berputar sekehendaknya. Ia bergerak menyertai doa dan hawa nafsu manusia. Rejeki uang yang telah diperoleh melalui proses tadi, akhirnya berhamburan ke segala arah dimana ia membelanjakannya. Manusia sebagai makhluk sosial melakukan transaksi jual beli, dilain pihak ada penjual jasa maupun pemungut pajak. Apabila terjadi beberapa macam hasil alam yang dipasarkan, maka akan semakin banyak penerima rejeki. Saat itulah terjadi pertukaran rejeki berupa uang sebagaimana pertukaran hawa yang dihembuskan oleh angin. Ketika uang telah diraih, kiranya manusia patut bersyukur dan segera ucapkan : Alhamdulillah.
Dan kami mengucapkan pula terima kasih kepada orang tua di Cipaku Bogor yang telah membimbing pengkajian ini. Cag....
Selasa, 04 Januari 2011
Sekilas Mengulas Tulisan Leluhur/Karuhun
Itulah sekilas mengenai tulisan leluhur Pajajaran Siliwangi dan masih banyak lagi yang belum sempat diungkap karena keterbatasan waktu perbincangan. Sebab ternyata ada tulisan yang tidak dapat diungkap seolah tabu dan takabur bagi pemiliknya. Dari semua tulisan di atas tersebut, sepintas kilas memang akan bingung dan enteng menarik kesimpulan apa mungkin ?. Tetapi sebelum mengomentari alangkah baiknya meninjau secara langsung. Sehingga diharapkan dengan penjelasan dari pemiliknya, Insya Allah akan memahami sebagaimana yang terkandung maksud dalam tulisan tersebut.
Ulasan tulisan ini hanyalah salah satu upaya penggalian budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia untuk diperkenalkan dan diangkat agar menjadi legalitas warisan budaya Indonesia yang patut dibanggakan dan memperoleh penghargaan. Lebih jauh lagi, agar memelihara dari jangkauan klaim oleh bangsa lainnya. Itulah harapan penulis, kiranya tidak berlebihan jika memuji dan membanggakan hasil kreatifitas, kemampuan dan keahlian bangsa kita sendiri.
Akhirul kalam, kami mengucapkan terima kasih dan syukur Alhamdulillah tulisan ini dapat izin pemiliknya untuk dipublikasikan.